Sabtu, 01 Juni 2013

Self Precaution




Self precaution adalah  pencegahan diri terhadap penyebaran infeksi.
Konsep Asepsis
Asepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan dengan cara menghambat atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam jaringan.
Asepsis medis atau teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme, contoh : mencuci tangan, ganti sprei.
Asepsis bedah atau teknik steril termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah. Sterilisasi membunuh semua mikroorganisme dan spora. Teknik steril harus digunakan saat melakukan prosedur infasif

Asepsis Medis 

Kontrol atau Eliminasi Agen Infeksius
1.Pembersihan
Pembersihan adalah membuang semua material asing seperti kotoran dan materi organik dari suatu obyek. Bila peralatan terkontaminasi oleh materi organik seperti darah, feses, mukus atau pus, perawat menggunakan masker , kacamata pelindung, dan sarung tangan kedap air.
2.Desinfeksi dan Sterilisasi
Desinfeksi adalah proses yang memusnahkan banyak atau semua mikroorganisme dengan pengecualian spora bakteri dari obyek yang mati. Contoh desinfektan : alkohol, klorin, glutaraldehid, dan fenol. Zat kimia ini dapat membakar dan toksis terhadap jaringan.
Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan seluruh mikroorganisme termasuk spora. Contoh : penguapan dengan tekanan, gas etilen oksida (ETO).

Kontrol atau Eliminasi Reservoar   
Contoh : mandi, mengganti balutan, membuang atau mencuci bersih menggunakan deterjen linen yang kotor, jarum terkontaminasi dibuang tanpa manutup kembali dan dibuang dalam wadah yang tidak tembus tusukan, dll.

Kontrol terhadap Portal Keluar
Contoh : perawat mengontrol organisme keluar dari saluran pernafasan, dengan cara menghindari berbicara langsung dengan menghadap wajah klien atau menghindari berbicara, bersin, atau batuk di atas luka bedah atau area balutan steril. Perawat yang demam ringan harus memakai masker khususnya bila mengganti balutan atau melakukan prosedur steril. Perawat juga harus berhati-hati terhadap eksudat pada saat membuangnya.
1. Gown
Tujuan : mencegah pakaian menjadi kotor selama kontak dengan klien.
2.Masker
Tujuan : menghindari menghirup mikroorganisme dari saluran pernafasan klien dan mencegah penularan patogen dari saluran pernafasan perawat ke klien
3.Sarung Tangan
Tujuan : mencegah penularan patogen melalui cara kontak langsung maupun tidak langsung.
4.Goggles / Kacamata Pelindung
Tujuan : mencegah perawat terkena percikan droplet, cairan tubuh atau darah
Tindakan isolasi adalah penggunaan dengan tepat gown, sarung tangan, masker dan kacamata serta peralatan dan pakaian pelindung lainnya.


Asepsis Bedah
Asepsis bedah atau teknik steril mengharuskan tindakan menghilangkan atau membunuh mikroorganisme, termasuk patogen dan spora dari suatu obyek
Indikasi penggunaan teknik steril :
Selama prosedur yang mengharuskan perforasi intens pada kulit, contoh injeksi, pemasangan infus.
Pada saat integritas kulit rusak karena trauma, pembedahan, atau terbakar
Selama prosedur yang melibatkan tindakan invasif atau pemasukan alat-alat bedah ke dalam rongga tubuh yang steril.
Proses  keperawatan  merupakan  sebuah  metode  yang  diterapkan  dalam praktek  keperawatan.  Ia  juga  merupakan  sebuah  konsep  dengan   pendekatan problem  solving  yang  memerlukan ilmu,  teknik,  dan  keterampilan interpersonal untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarganya

Pengendalian Penularan
Mencuci tangan adalah menggosok seluruh kulit permukaan tangan dengan sabun secara bersama dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah aliran air.
Tujuan : membuang kotoran dan organisme yang menempel di tangan dan untuk mengurangi mikroba total pada saat itu.
Perawat mencuci tangan dalam keadaan sebagai berikut :
Jika tampak kotor
Sebelum dan setelah kontak dengan klien
Setelah kontak dengan sumber mikroorganisme
Sebelum melakukan prosedur infasif
Setelah melepaskan sarung tangan

Sterilisasi




Sterilisasi yaitu suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada pada peralatan perawatan atau kedokteran dengan cara pemanasan secara kering, radiasi, pemanasan uap air,pemanasan secara terputus-putus,pembakaran,dan filtrasi.

a.Cara sterilisasi dengan pemanasan secara kering.
Pemanasan kering tersebut kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur antara 160°C s/d 180°C. Pada temperatur tersebut akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan; hal tersebut disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat udara; hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering memerlukan waktu cukup lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur 160°C memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180°C memerlukan waktu 30 menit. Pada Cara pemanasan kering tersebut secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan peralatan-peralatan pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena temperatur tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan sterilisasi dengan Cara panas kering terhadap jarum dan gunting.

b. Cara sterilisasi dengan radiasi
Dalam mikro biologi radiasi gelombang cahaya yang banyak digunakan adalah pancaran cahaya ultraviolet, gamma atau sinar X dan cahaya matahari. cahaya matahari banyak mengandung cahaya ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi; hal tersebut telah lama diketahui orang. cahaya ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses tersebut biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang di jalan-jalan sesungguhnya banyak mengandung cahaya ultraviolet. Namun cahaya ultraviolet yang dihasilkan itu banyak diserap oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet.

Cahaya ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dan molekul sel hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi tersebut kadang-kadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, seperti ikatan atom hidrogen dalam DNA. Perubahan intramolekuler tersebut menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut. Beberapa plasma sangat peka terhadap cahaya ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak.

Cahaya gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada cahaya ultraviolet dan merupakan pancaran pengion. Interaksi antara cahaya gamaa dengan materi biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul elektron pada kulit atom sehingga menghasilkan pasangan ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler maupun ekstraselluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut.

Sterilisasi dengan penyinaran cahaya gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan cahaya gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.


c. Cara sterilisasi dengan pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto slave)
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100°C), pada tekanan 15 lb temperatur mencapai 121°C. Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora hanya dapat mati dengan pemanasan 100°C selama 30 menit tetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada temperatur tersebut selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat bertahan selama 10 jam pada temperatur 100°C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih tersebut ditambah dengan natrium carbonat (Na2 CO3 ).


d. Cara sterilisasi dengan pemanasan secara intermittent/terputus-putus
John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada temperatur didih (100°C) selama 1 jam tidak dapat mematikan semua mikroorganisme tetapi apabila air dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil untuk mematikan kuman. Hal tersebut dapat dimengerti oleh karena dengan pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.


e. Cara Cara sterilisasi dengan incineration (pembakaran langsung).
peralatan-peralatan platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran • secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai inerah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung tersebut peralatan-peralatan tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keurtungannya: mikroorganisme akan hancur semuanya.


f. Cara Cara sterilisasi dengan filtrasi (filtration)
Cara filtrasi berbeda dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan Cara pemanasan dapat mematikan mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati tetap berada pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan Cara filtrasi mikroorganisme tetap hidur hanya dipisahkan dari material. Bahan filter/filtrasi adalah scjenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik.

Beberapa jenis filter yang biasa digunakan adalah : Filter Berkefeld V., Filter Coarse N, M dan W, Filter Fine, Filter Chamberland, Filter Seitz, Filter Sintered glass. Cara filtrasi tersebut hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lainnya seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dan bakteria dan organisme lainnya.

Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.

                            
A.Pemeliharaan Peralatan Dari Logam.

Jenis peralatan :
Misalnya :
1. pisau operasi.
2. Gunting.
3. Pinset.
4. Kocher.
5. Korentang.


Persiapan :
1.  Peralatan yang akan dibersihkan.
2. Tempat pencucuian dengan air yang mengilir atau baskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci.
4. Sikat halus.
5. Bengkok (nierbekken).
6. Lap kering.
7. Larutan desinfektan.
8. Kain kasa.
9.Stalisator dalam keadaan siap pakai.


Pelaksanaan :
(1)        Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk       menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-kurangnya 24 jam.
(2)        Peralatan disabuni satuper satu, kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus didalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai mendidih. Setelah air mendidih sekurang=-kurangnya 15 menit baru diangkat.
(3)        Peralatan yang telah disterilkan, diangkat atau dipindahkan dengan korentang steril ketempat penyimpanan yang steri
(4)        Setelah selesai, peralatan dibersihkan, di\bereskan dan dikembalikan ketempat semula.
Perhatian :
Khusus peralatan logam yang tajam (misalnya pisau, gunting, jarum dll) harus dibungkus dulu dengan kain kasa, kemudian barulah dimasukkan kedalam sterilisator, setelah air mendidih dan ditungguantara tiga sampai lima menit baru diangkat.


B.Pemeliharaan Peralatan dari Gelas.
Jenis peralatan :
Misalnya :
1. Kateter.
2. Pengisap lendir bayi
3. Spuit.


Persiapan :
1. Peralatan yang akan dibersihkan.
2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir ataubaskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci
4. Sikat halus.
5. Bengkok (nierbekken).
6. Lap kering.
7. Larutan desinfektan.
8. Kais kasa.
9. Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
10. Lidi kapas


Pelaksanaan :
Sama dengan pelaksanaan pemeliharaan peralatan dai ligam. Tapi khusus spuit, pengisapnya dikeluarkan dan jarumnya dilepas, kemudian masing-masing alat dibungkus dengan kain kasa, dan setelah itu baru dimasukkan kedalam sterilisator yang sudah berisi air dan diltakkan berdampingan.


C.Pemeliharaan Peralatan Dari Karet
Jenis peralatan :
Misalnya :
1. kateter.
2. Pipa penduga lambung atau maagslang.
3. Drain.


Persiapan :
1. Peralatan yang akan dibersihkan.
2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom.
3. Sabun cuci.
4. Bengkok (nierbekken).
5. Spuit.
6. Kapas bersih dan tempatnya.
7. Larutan desinfektan.
8.Sterilisator dalam keadaan siap pakai.


Pelaksanaan :
(1)        peralatan dibersihkan dan jika ada bekas-bekas plastic dihilangkan dengan kapas bersih.
(2)        Bagian didalamnya dibersihkan dengan menyemprotkan air dari spuit atau air mengalir sambil dipijit-pijit sampai bersih.
(3)        Setelah bersih, peralatan kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua jam, selanjutnya disabuni dan dibilas.
(4)        Setelah air didalam sterilisator mendidih, peralatan dimasukkan dan dibiarkan antara lima samapai sepuluh menit, baru diangkat dengan korentang steril. Setelah itu peralatan disimpan ditempat yang steril.
(5)        Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.


D.Pemeliharaan sarung Tangan
Persiapan :
1. Sarung tangan kotor (bekas dipergunakan).
2. Tempat pencucian dengan air mengalir atau baskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci.
4. Lap kering atau handuk.
5. Bedak biasa.
6. Tablet formalin secukupnya.
7. Tromol atau stoples yang tertutup rapat.


Pelaksanaan :
(1)        Sarung tangan dibersihkan dan disabinu bagian luar dan dalamnya, lalu dibilas.
(2)        Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara kedalamnya, lalu dicelupkan ke dalam air. Bila bocor dipisahkan.
(3)        Setelah bersih, sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik atau langsungdikeringkan luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering.
(4)        Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya.
(5)Sarung tangan diatur atau digulung sepasang-sepasang atau dipisahkan misalnya satu kelompok bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kiri atau kanan saja, harus diberi label pengenal yang jelas pada tromol atau stoples masing-masing yang menunjukkan sebelah kanan atau kiri, serta tanggal dan jam dimulainya sterilisasi.
(6)        Sarung tangan kemudian dimasukkan kedalam tromol atau stoples yang telah berisi tablet formalin untuk disterilkan selama 24 jam sejak saat dimasukkan. Untuk tromol atau stoples ukuran satu liter digunakan empat tablet formalin 50 gram.
(7)        Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.



Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
(1) Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
(2) Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
(3) Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
(4) Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
(5) Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
(6) Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
(7) Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain.
(8) Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.

Kamis, 30 Mei 2013

Universal Precaution



Universal precation adalah tindalakan pengendalian infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi resiko penyebaran infeksi (Nursalam dan Ninuk, 2007).

Kewaspadaan universal merujuk pada menghindari kontak dengan kelenjar tubuh pasien, yang berarti menggunakan beberapa alat seperti sarung tangan medis dan masker. Alat medis seperti jarum hipodermik harus ditangani dengan benar.

Kewaspadaan universal berwaspada pada :

·        Darah  

  • Semen
  • Sekresi vagina
  • Kelenjar sinovial
  • Kelenjar amniotik
  • Kelenjar serebrospinal
  • Kelenjar pleural
  • Kelenjar peritoneal
  • Kelenjar perikardial

Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).Perawat sangat rentan terhadap penularan infeksi, karena perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien akan kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh perilaku yang menjadi dasar penelitian adalah tentang tindakan kewaspadaan universal yang berhubungan dengan penularan infeksi melalui darah dan cairan tubuh yang meliputi : mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan benar, pemakaian alat pelindung diri; pengelolaan alat kesehatan;pengelolaan jarum dan alat tajam; pengelolaan limbah.



Macam-macam cara dalam antisipasi kewaspadaan universal

A.    Mencuci tangan

Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran-kotoran yang melekat pada tangan yang bertujuan untuk mencegah penularan infeksi.

Cara cuci tangan yang baik dan benar :         

  1. Basuh tangan dengan air mengalir
  2. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
  3. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula sebaliknya.
  4. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan
  5. Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
  6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
  7. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
  8. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
  9. Bilas kedua tangan dengan air.
  10. Keringkan dengan lap tangan atau tissue

B.     Masker

Masker adalah alat bantu pelindung diri yang menutupi mulut dan hidung ( seperti yang dipakai oleh dokter, perawat di rumah sakit pada saat mengecek pasiennya atau pada saat operasi berlangsung ) digunakan oleh seorang praktikan/pekerja untuk melindungi / mencegah / mengurangi resiko dirinya dari infeksi / kontaminasi lingkungan.

 Pemakaian masker merupakan salah satu upaya yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti influenza, tuberkolosis dan sebagainya.

C.     sarung tangan

Sarung tangan adalah sejenis pakaian yang menutupi tangan, baik secara sebagian ataupun secara keseluruhan. Fungsi sarung tangan ialah untuk melindungi sang pemakai dari pengaruh lingkungan sekitarnya atau melindungi lingkungan sekitar dari tangan sang pemakai. Ada beberapa jenis sarung tangan yaitu termis, mekanis, kimia dan pelindung infeksi. Selain itu sarung tangan juga dipakai sebagai hiasan atau untuk alasan mode. Sarung tangan biasa berjumlah sepasang

D.    gaun pelindung

1.      Pakaian bedah memainkan peran penting dalam asepsis dengan mengurangi perpindahan bakteri dari kulit staf bedah untuk udara di ruang operasi. Mengenakan gaun bedah dan pakaian medis lainnya (yaitu masker bedah, sarung tangan, dll) sangat penting karena akan selalu ada mikroorganisme pada atau di kulit manusia, bahkan setelah melakukan prosedur yang ketat higienis dan sterilisasi. Tujuan dari pakaian bedah tidak hanya untuk menjaga bakteri dari memasuki luka bedah, tetapi juga melindungi staf bedah dari darah, urin, garam, atau bahan kimia lain dan cairan tubuh selama prosedur pembedahan.

2.      Sementara fungsi utama pakaian bedah adalah pengendalian infeksi, staf operasi hari ini menuntut lebih. Dan tampaknya pemasok meningkat untuk menantang, menawarkan berbagai gaun, tirai, masker wajah, sarung tangan dan barang-barang lain yang menyediakan sangat terbaru dalam perlindungan, desain dan kenyamanan



E.     Dekontaminasi

untuk menurunkan tingkat radiasinya, sehingga tidak membahayakan lingkungan.

F.      Pencucian alat

Pencucia alat ini berfungsi untuk menghilangkan kuman yang dapat menyebabkan penyebaran infeksi ,sehingga alat yang sudah ato sebelum dipakai dipastikan sudah bersih apa belum .

 Tahapan pencucian yang benar :



SCRAPING (membuang sisa kotoran)

        Memisahkan segala kotoran dan sisa makanan pd peralatan yg akan dicuci

        Kotoran dikumpulkan di tempat sampah (kantong plastik), selanjutnya diikat dan dibuang ke tempat sampah yg kedap air, atau utk makanan ternak

        Jangan mncuci peralatan yg masih terdapat sisa makanan krn akan mengotori bak cuci



FLUSHING (merendam dalam air)

        Mengguyurkan air ke dalam peralatan yg akan dicuci shg terendam seluruh permukaan peralatan

        Tujuan : memberi kesempatan peresapan air ke dalam sisa makanan yg menempel/ mengeras shg menjadi mudah utk dibersihkan/terlepas dari permukaan alat

        Waktu perendaman tergantungtkondisi peralatan akan lebih baik apabila direndam dengan menggunakan air panas.



G.    Disenfeksi dan Sterilisasi

STERILISASI

  1. pembebasan semua organisme-organisme yang hidup,termasuk bakteri dan sporanya,secara kimia atau secara fisika.
  2. proses mematikan semua organisme termasuk bakteri,spora bakteri,kapang dan virus
  3. membunuh semua organisme beserta sporanya serta mencegah organisme tersebut agar tidak kembali hidup.

DISINFEKSI

1.      dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan ,meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.

2.      tindakan untuk membunuh organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman ) yang dilakukan terhadap benda mati.