Sterilisasi yaitu
suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada pada
peralatan perawatan atau kedokteran dengan cara pemanasan secara kering,
radiasi, pemanasan uap
air,pemanasan secara terputus-putus,pembakaran,dan filtrasi.
a.Cara sterilisasi
dengan pemanasan secara kering.
Pemanasan kering tersebut kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi.
Untuk mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur antara
160°C s/d 180°C. Pada temperatur tersebut akan menyebabkan kerusakan pada
sel-sel hidup dan jaringan; hal tersebut disebabkan terjadinya auto oksidasi
sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat
udara; hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan penghantar panas yang
buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering memerlukan waktu cukup
lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur 160°C
memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180°C memerlukan waktu 30
menit. Pada Cara pemanasan kering tersebut secara rutin dipergunakan untuk
mensterilisasikan peralatan-peralatan pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum
operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena temperatur tinggi sangat
mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan sterilisasi
dengan Cara panas kering terhadap jarum dan gunting.
b. Cara sterilisasi dengan radiasi
Dalam mikro biologi radiasi gelombang cahaya yang banyak digunakan adalah pancaran
cahaya ultraviolet, gamma atau sinar X dan cahaya matahari. cahaya matahari
banyak mengandung cahaya ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai
untuk proses sterilisasi; hal tersebut telah lama diketahui orang. cahaya
ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan katoda panas (emisi termis) yaitu
ke dalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa; panjang
gelombang yang dihasilkan dalam proses tersebut biasanya dalam orde 2.500 s/d
2.600 Angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang di jalan-jalan sesungguhnya
banyak mengandung cahaya ultraviolet. Namun cahaya ultraviolet yang dihasilkan
itu banyak diserap oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses
sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet.
Cahaya ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup, khususnya oleh
nukleotida maka elektron-elektron dan molekul sel hidup akan mendapat tambahan
energi. Tambahan energi tersebut kadang-kadang cukup kuat untuk mengganggu
bahkan merusak ikatan intramolekuler, seperti ikatan atom hidrogen dalam DNA.
Perubahan intramolekuler tersebut menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut.
Beberapa plasma sangat peka terhadap cahaya ultraviolet sehingga mudah menjadi
rusak.
Cahaya gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada cahaya ultraviolet dan
merupakan pancaran pengion. Interaksi antara cahaya gamaa dengan materi
biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul elektron pada kulit atom sehingga
menghasilkan pasangan ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler
maupun ekstraselluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan dan
kematian pada mikro organisme tersebut.
Sterilisasi dengan penyinaran cahaya gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk
objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk
makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan cahaya gamma untuk
sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan
maupun obat-obatan tersebut.
c. Cara sterilisasi dengan pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan
(auto slave)
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak
langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih
(diperkirakan pada suhu 100°C), pada tekanan 15 lb temperatur mencapai 121°C.
Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam tempo 10 menit saja. Banyak
jenis spora hanya dapat mati dengan pemanasan 100°C selama 30 menit tetapi ada
beberapa jenis spora dapat bertahan pada temperatur tersebut selama beberapa
jam. Spora-spora yang dapat bertahan selama 10 jam pada temperatur 100°C dapat
dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih tersebut
ditambah dengan natrium carbonat (Na2 CO3 ).
d. Cara sterilisasi dengan pemanasan secara intermittent/terputus-putus
John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada temperatur
didih (100°C) selama 1 jam tidak dapat mematikan semua mikroorganisme tetapi
apabila air dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih
istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil untuk mematikan kuman. Hal
tersebut dapat dimengerti oleh karena dengan pemanasan intermittent lingkaran
hidup pembentukan spora dapat diputuskan.
e. Cara Cara sterilisasi dengan incineration (pembakaran langsung).
peralatan-peralatan platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui
pembakaran • secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai inerah
padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung tersebut peralatan-peralatan
tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keurtungannya: mikroorganisme akan hancur
semuanya.
f. Cara Cara sterilisasi dengan filtrasi (filtration)
Cara filtrasi berbeda dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan Cara pemanasan
dapat mematikan mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati tetap berada
pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan Cara filtrasi
mikroorganisme tetap hidur hanya dipisahkan dari material. Bahan
filter/filtrasi adalah scjenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari
masing-masing pabrik.
Beberapa jenis filter yang biasa digunakan adalah : Filter Berkefeld V., Filter
Coarse N, M dan W, Filter Fine, Filter Chamberland, Filter Seitz, Filter
Sintered glass. Cara filtrasi tersebut hanya dipakai untuk sterilisasi larutan
gula, cairan lainnya seperti serum atau sterilisasi hasil produksi
mikroorganisme seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus
dan bakteria dan organisme lainnya.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
A.Pemeliharaan Peralatan Dari Logam.
Jenis peralatan :
Misalnya :
1. pisau operasi.
2. Gunting.
3. Pinset.
4. Kocher.
5. Korentang.
Persiapan :
1. Peralatan yang akan dibersihkan.
2. Tempat pencucuian dengan air yang mengilir atau baskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci.
4. Sikat halus.
5. Bengkok (nierbekken).
6. Lap kering.
7. Larutan desinfektan.
8. Kain kasa.
9.Stalisator dalam keadaan siap pakai.
Pelaksanaan :
(1) Peralatan yang sudah
dipergunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat,
kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua jam.
Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus
direndam sekurang-kurangnya 24 jam.
(2) Peralatan disabuni satuper
satu, kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus didalam
sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai mendidih. Setelah
air mendidih sekurang=-kurangnya 15 menit baru diangkat.
(3) Peralatan yang telah
disterilkan, diangkat atau dipindahkan dengan korentang steril ketempat
penyimpanan yang steri
(4) Setelah selesai, peralatan
dibersihkan, di\bereskan dan dikembalikan ketempat semula.
Perhatian :
Khusus peralatan logam yang tajam (misalnya pisau, gunting, jarum dll) harus
dibungkus dulu dengan kain kasa, kemudian barulah dimasukkan kedalam
sterilisator, setelah air mendidih dan ditungguantara tiga sampai lima menit
baru diangkat.
B.Pemeliharaan Peralatan dari Gelas.
Jenis peralatan :
Misalnya :
1. Kateter.
2. Pengisap lendir bayi
3. Spuit.
Persiapan :
1. Peralatan yang akan dibersihkan.
2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir ataubaskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci
4. Sikat halus.
5. Bengkok (nierbekken).
6. Lap kering.
7. Larutan desinfektan.
8. Kais kasa.
9. Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
10. Lidi kapas
Pelaksanaan :
Sama dengan pelaksanaan pemeliharaan peralatan dai ligam. Tapi khusus spuit,
pengisapnya dikeluarkan dan jarumnya dilepas, kemudian masing-masing alat
dibungkus dengan kain kasa, dan setelah itu baru dimasukkan kedalam
sterilisator yang sudah berisi air dan diltakkan berdampingan.
C.Pemeliharaan Peralatan Dari Karet
Jenis peralatan :
Misalnya :
1. kateter.
2. Pipa penduga lambung atau maagslang.
3. Drain.
Persiapan :
1. Peralatan yang akan dibersihkan.
2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom.
3. Sabun cuci.
4. Bengkok (nierbekken).
5. Spuit.
6. Kapas bersih dan tempatnya.
7. Larutan desinfektan.
8.Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
Pelaksanaan :
(1) peralatan dibersihkan dan jika
ada bekas-bekas plastic dihilangkan dengan kapas bersih.
(2) Bagian didalamnya dibersihkan
dengan menyemprotkan air dari spuit atau air mengalir sambil dipijit-pijit
sampai bersih.
(3) Setelah bersih, peralatan
kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua jam,
selanjutnya disabuni dan dibilas.
(4) Setelah air didalam
sterilisator mendidih, peralatan dimasukkan dan dibiarkan antara lima samapai
sepuluh menit, baru diangkat dengan korentang steril. Setelah itu peralatan
disimpan ditempat yang steril.
(5) Setelah selesai, peralatan dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
D.Pemeliharaan sarung Tangan
Persiapan :
1. Sarung tangan kotor (bekas dipergunakan).
2. Tempat pencucian dengan air mengalir atau baskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci.
4. Lap kering atau handuk.
5. Bedak biasa.
6. Tablet formalin secukupnya.
7. Tromol atau stoples yang tertutup rapat.
Pelaksanaan :
(1) Sarung tangan dibersihkan dan
disabinu bagian luar dan dalamnya, lalu dibilas.
(2) Sarung tangan diperiksa apakah
bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara kedalamnya, lalu dicelupkan ke
dalam air. Bila bocor dipisahkan.
(3) Setelah bersih, sarung tangan
dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik atau langsungdikeringkan
luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering.
(4) Beri bedak tipis secara merata
bagian luar dan dalamnya.
(5)Sarung tangan diatur atau digulung sepasang-sepasang atau dipisahkan
misalnya satu kelompok bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kiri atau
kanan saja, harus diberi label pengenal yang jelas pada tromol atau stoples
masing-masing yang menunjukkan sebelah kanan atau kiri, serta tanggal dan jam
dimulainya sterilisasi.
(6) Sarung tangan kemudian
dimasukkan kedalam tromol atau stoples yang telah berisi tablet formalin untuk
disterilkan selama 24 jam sejak saat dimasukkan. Untuk tromol atau stoples
ukuran satu liter digunakan empat tablet formalin 50 gram.
(7) Setelah selesai, peralatan
dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.
Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
(1) Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan
lain-lain.
(2) Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia
dan lain-lain.
(3) Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa
penduga lambung, drain dan lain-lain.
(4) Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea
dan lain-lain.
(5) Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom
dan lain-lain.
(6) Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan
lain-lain.
(7) Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain.
(8) Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek
operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.