1. Obat-obat inotropik positif yang digunakan pada gagal
jantung. Obat –obat yang menghambat fosfodiesterase, famili enzim
yang mengaktifkan cAMP dan cGMP, telah lama digunakan untuk pengobatan gagal
jantung. Walaupun mempunyai efek inotropik positif, kebanyakan keuntungan ini
berasal dari vasodilatase.
2. Bipiridin
Amrinon dan milrinon merupakan senyawa bipiridin baru yang
dapat diberikan per oral/parenteral, tetapi hanya terdapat dalam bentuk
parenteral. Obat ini waktu paruhnya 2-3 jam, dengan 10-40% diekskresikan ke
dalam urin. Apabila diberikan pada pasien dengan gagal jantung akut, bipiridin
meningkatkan curah jantung dan mengurangi tekanan kapiler paru dan tahanan
perifer.
Efek amrinon menyebabkan mual dan muntah relatif tinggi,
trombositopenia dan perubahan enzim hati telah dilaporkan terjadi pada pasien
dengan jumlah jauh lebih sedikit.
3. Diuretika
Cara kerja terhadap gagal jantung dengan jalan mengurangi
retensi garam dan air. Pengurangan tahanan vena mempunyai dua efek yang berguna
mengurangi tanda dan gejala, (edema) juga ukuran jantung yang berperan penting
dalam memperbaiki fungsi secara efisien.
Contoh obat :
- Fursomide (paling umum dan paling efektif, kerjanya kuat)
- Bumetanide (belum mudah ditemukan di pasaran)
- Thiazides (digunakan pada gagal jantung yang ringan, dapat menyebabkan vasodilatasi)
·
Fungsi obat diuretika :
- Untuk mengurangi odem
- Dapat menurunkan cairan extra selular
- Dapat menurunkan daerah yang menuju ke jantung
·
Efek samping :
- Thiazides dapat menyebabkan hypokalemia
- Membantu menghambat agar tidak terjadi hypokalemia
· 4
Inhibitor
ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
Contoh obat : Captropril, Lisonopril, Enalapril, Kuinapril,Ramipril
·
Fungsi obat ACE
- Bisa mengurangi resistensi pada arteri (afterload yang mempengaruhi arteri, preload yang mempengaruhi vena)
- Menghambat sekresi aldosteron
- Dapat menyembuhkan kesakitan
·
Efek samping
- Batuk yang paling sering
- Hyperkalemia
- Angiodema
- Pada ibu hamil menyebabkan fetal toxicity
·
Vasodilator
Bermanfaat untuk gagal jantung sebab obat ini mempengaruhi
pengurangan preload atau mengurangi afterload.
·
β-blocker
·
Cardiac
Glicosides (glikosida jantung) : Untuk meningkatkan
kontraksi otot jantung.
Contoh obat
Digoxin :
Menghambat Na/K ATPase pump
·
Efek samping
- Gangguan penglihatan
- AV block and Bradycardia (jantung menglami kepayahan)
- Amiodarone and Verapamil bila dikombinasi dengan digoxin akan mengalami keracunan karena ekskresi digoxin akan terhambat
- Inotropik positif
- Kronotopik negatif
- Mengurangi aktivasi saraf simpatis
·
Penanganan keracunan pada digoxin
dengan diberikan dosis Potasium (infus potasium).
Obat Antiaritmia
Ø
Kelas IA : Kuinidin, Prokainamid, dan Disopiramid
1.Kuinidin
Kunidin adalah di antara obat paling umum yang digunakan
secara oral sebagai antiaritmia di Amerika Serikat.
ü Dosis : dosis oral yang biasa adalah 200-300 mg yang
diberikan 3 atau 4 kali sehari. Kuinidin dapat diberikan intervena jika diawasi
dengan hati-hati. Dosis intravena jangan melebihi 10 mg/kg dalam bentuk
kuinidin glukonat dan jangan diberikan dengan kecepatan lebih dari 0,5
mg/kg/menit.
·
Efek samping
- mempunyai efek muskarinik yang menghambat efek vagus
- menyebabkan denyut ventrikel meningkat secara hebat
- blokade AV derajat tinggi
- pada pasien dengan penyakit sindrom sinus kuinidin dapat menekan aktivitas pacu nodus sinoatrial
- diare
- mual dan muntah
- Tuli
- penglihatan kabur
- sakit kepala
- tinnitus
2. Prokainamid
Prokainamid
adalah obat pilihan kedua pada kebanyakan unit perawatan jantung untuk
pengobatan aritmia ventrikuler yang terus-menerus berkaitan dengan infark
miokardium akut.
·
Dosis : Prokainamid hidroklorida
(Pronestyl) tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul (250-500 mg) dan sebagai
tablet lepas lambat (250-1000 mg). Suntikan prokainakid hidroklorida berisi
100-500 mg/mL dan digunakan untuk suntikan intramuskular dan intravena.
·
Efek samping
- Memperlambat frekuensi denyut atrium pada fibrilasi atrium
- Gejala mirip lupus eritematosa
- Pleuritis
- Perikarditis
- Penyakit perenkim paru dapat juga terjadi
- Mual
- Diare
- Ruam kulit
- Demam
3. Disopiramid
·
Dosis : tersedia dalam bentuk tablet
100 atau 150 mg basa. Dosis total harian adalah 400-800 mg yang pemberiannya
terbagi atas 4 dosis.
·
Efek samping
- Mulut kering
- Konstipasi
- Penglihatan kabur
- Hambatan miksi
- Retensi urin
Ø
Kelas IB : Lidokain, Fenitoin, Tokainid dan Meksiletin
·
Lidokain
Lidokain adalah obat antiaritmia yang paling lazim dipakai
dengan pemberian secara inravena.
-
Dosis : untuk memperoleh kadar
efektif dengan cepat, diberikan dosis 0,7-1,4 mg/kg Bbsecara intravena. Dosis
berikutnya mungkin diperlukan 5 menit kemudian, tetapi jumlahnya tak lebih dari
200-300 mg dalam waktu 1 jam. Infus dalam rentang dosis 1-4 mg/menit menghasilkan
kadar terapi dalam plasma setinggi 1-5 µg/mL dalam waktu 7-10 jam.
-
Efek samping
·
Menyebabkan hipotensi
·
Parestesia
·
Tremor
·
Kejang
·
Mual karena pengaruh sentral
·
Kepala terasa ringan
·
Kelainan pendengaran
·
Berbicara seperti menelan
·
Konvulsi (terjadi pada orang tua
atau pada pasien yang peka dan berhubungan dengan dosis).
-
Lidokain hanya digunakan untuk
pengobatan aritmia ventrikel, terutama di ruang perawatan intensif.
·
Fenitoin
Fenitoin adalah obat antikonvulasi dengan sifat antiaritmia.
-
Dosis : Rancangan waktu untuk
suntikan intravena intermiten adalah 100 mg fenitoin yang diberikan tiap 5
menit sampai aritmia terkendali. Kecepatan suntikan tak boleh melebihi 50 mg
per menit. Biasanya diperlukan dosis sebesar 700 mg, dan jarang melebihi 1000
mg. Pengobatan dengan fenitoin dimulai dengan dosis tinggi. Hari pertama 15
mg/kg BB, hari kedua 7,5 mg/kg BB dan selanjutnya diberi 4-6 mg/kg BB (umumnya
antara 300-400 mg/hari).
-
Efek samping
·
Mengantuk
·
Nistagmus
·
Vertigo
·
Ataksia
·
Mual
-
Fenitoin hanya digunakan untuk
pengobatan aritmia ventrikel dan atrium yang disebabkan oleh digitalis.
·
Tokainid
dan Meksiletin
Tokainid dan Meksiletin adalah turunan lidokain yang tahan
terhadap metabolisme hati pada lintasan pertama.
-
Dosis : Tokainid hidroklorida
(Tonocard) tersedia sebagai tablet 400 mg dan 600 mg. Dosis oral biasanya
adalah 400-600 mg tiap 8 jam, tak boleh melebihi 2.400 mg/hari dan harus
diturunkan kurang dari 1.200 mg pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Meksiletin hidroklorida (Mexitex) tersedia dalam kapsul 150, 200 dan 250 mg.
Dosis oral biasa adalah 200-300 mg (maksimal 400 mg) yang diberikan tiap 8 jam
dengan makanan atau antasid.
-
Efek samping Tokainid dan Meksiletin
·
Pusing
·
Tremor
·
Mual
·
Muntah
·
Anoreksia
·
Tokainid menyebabkan depresi sumsum
tulang
-
Tokainid dan Meksiletin digunakan
untuk pengobatan aritmia ventrikel.
Ø
Kelas IC : Flekainid, Enkainid, Propafenon dan Morisizin
·
Flekainid
Adalah penghambat saluran natrium yang kuat terutama
digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikuler.
-
Dosis : tersedia dalam bentuk tablet
50, 100 dan 150 mg. Dosis awal adalah 2 kali 100 mg/hari. Dosis dapat dinaikkan
tiap 4 hari dengan menambahkan 100 mg/hari (maksimum 400-600 mg/hari) yang
diberikan 2 atau 3 kali sehari.
-
Efek samping
·
Disfungsi sinus
·
Gagal jantung
·
Ekserbasi aritmia
·
Enkainid
-
Dosis : tersedia dalam bentuk kapsul
25,35, dan 50 mg. Dosis awal adalah 25 mg, diberikan 3 kali sehari, dosis ini
dapat dinaikkan tiap 3-5 hari sampai mencapai 4 kali 50 mg/hari.
-
Efek samping
- Disfungsi sinus
- Gagal jantung
·
Propafenon
-
Dosis : dosis biasa harian adalah
450-900 mg dalam tiga dosis.
-
Efek samping
- Rasa logam
- Konstipasi
·
Morisizin
Morisizin adalah obat antiaritmia derivat fenotiazin yang
digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikuler.
-
Dosis : dosis biasa morisizin adalah
200-300 mg melalui oral 3 kali sehari.
-
Efek samping
- Kepala pusing
- Mual
- Mengeksaserbasi aritmia
Ø
Kelas II β-Blocker : Propranolol, Asebutolol dan Esmolol
·
Propranolol
Terutama diberikan per oral untuk pengobatan aritmia jangka
lama.
-
Dosis : dosis berkisar 30-320
mg/hari untuk pengobatan aritmia yang sensitif tergadap obat ini. Untuk menekan
beberapa jenis aritmia ventrikel mungkin diperlukan dosis sebesar 1000 mg/hari
diberikan sebanyak 3-4 kali sehari.
-
Efek samping
- Hipotensi atau gagal ventrikel kiri
- Infark miokard akut (penghentian β-blocker pada pasien angina pektoris)
·
Asebutolol
Diberikan per oral untuk pengobatan aritmia jantung.
-
Dosis : dosis awal adalah dua kali
200 mg dinaikkan secara perlahan sampai mencapai 600-1.200 mg yang terbagi
dalam dua dosis.
-
Efek samping
- Hipotensi atau gagal ventrikel kiri
- Infark miokard akut (penghentian β-blocker pada pasien angina pektoris)
·
Esmolol
Diberikan secara intravena untuk pengobatan jangka pendek
atau sebagai pengobatan kagawatan pada takikardia supraventrikel.
Ø
Kelas III : Bretilium, Amiodaron,
dan Sotalol
·
Bretilium
Mempengaruhi pelepasan katekolamin saraf tetapi juga
mempunyai sifat sebagai antiaritmia secara langsung.
-
Dosis : tersedia dalam larutan 50
mg/mL, obat ini diencerkan menjadi 10 mg/mL. Dosisnya adalah 5-10 mg/kg BB yang
diberikan per infus selama 10-30 menit.
-
Efek samping
- Hipotensi
- Mual dan muntah
·
Amiodaron
-
Dosis : tersedia sebagai tablet 200
mg, karena memerlukan waktu beberapa bulan untuk mencapai efek penuh,
diperlukan dosis muat 600-800 mg/hari (selama 4 minggu), sebelum dosis
pemeliharaan dimulai dengan 400-800 mg/hari.
-
Efek samping
- Gangguan fungsi hati
- Gejala hipotiroid
- Mengalami hipertiroid
- Kulit berwarna birun pada pemakaian jangka panjang
·
Sotalol
Sotalol adalah penghambat beta nonselektif yang juga
memperpanjang masa kerja potensial dam merupakan obat antiaritmia yang efektif.
-
Dosis : untuk pengobatan aritmia
ventrikel dosisnya adalah 2 kali 80-320 mg. Dosis awal adalah 2 kali 80 mg/hari
dan bila perlu dosis ditambah tiap 3-4 hari.
-
Efek samping
- Gagal jantung
- Proaritmia
- Bradikardia
Ø
Kelas IV (Antagonis Kalsium) :
Verapamil dan Diltiazem
Verapamil dan Diltiazem tidak digunakan pada pengobatan
atrimia ventrikel, kecuali jika penyebabnya adalah spasme arteri koronaria.
-
Dosis : Verapamil dengan dosis
5-10 mg diberikan secara intravena selama 2-3 menit. Untuk mencegah kembalinya
PSVT atau untuk mengontrol irama ventrikel pada fibrilasi atrium, diberikan
dosis oral 240-380 mg/hari dibadi dalam 3-4 dosis. Walaupun indikasinya belum
disetujui, diltiazem telah digunakan untuk pencegahan PSVT dalam dosis 60-90 mg
yang diberikan tiap 6 jam.
-
Efek samping
- Meningkatkan frekuensi denyut jantung
- Penurunan masa refrakter
- Hipotensi berat
- Bradikardia sinus
- Gagal jantung
- Bloker AV
Ø
Kelas V (Lain-lain) : Digitalis,
Adenosin, Magnesium
·
Digitalis
Digitalis memperlihatkan khasiat vagotonik, yang menyebabkan
penghambatan aliran kalsium di nodus AV dan aktivasi aliran kalium yang
diperantai asetilkolin di atrium.
·
Adenosin
Adalah nukleosid yang berada di seluruh tubuh secara
alamiah. Adenosin merupakan obat pilihan untuk penanggulangan segera terhadap
takikardia paroksismal supraventrikel karena kemampuannya tinggi (90-95%) dan
kerjanya berlangsung sangat pendek. Adenosin menyebabkan muka merah pada
kira-kira 20% pasien dan pernapasan singkat atau dada seperti terbakar. Efek
yang jarang adalah sakit kepala, hipotensi, mual, dan kesemutan.
·
Magnesium
Efek magnesium terhadap jantung dapt langsung dan tak
lamgsung melalui efeknya terhadap homeostatus kalium dan kalsium. Magnesium
memperpanjang siklus sinus, memperlambat konduksi AV, dan memperlambat konduksi
intraatrial dan intravena.
Obat Antiangina
Ø
Jenis Angina Pektoris
Secara klinis ada 3 jenis Angine Pektoris :
·
Angina stabil kronik adalah angina yang tidak mengalami perubahan dalam
frekuensi, kuat dan lamnya serangan dalam beberapa bulan observasi. Walaupun penyebab
dasarnya adalah ateroskleorosis koroner, nyeri angina tidak berhubungan dengan
luas atau beratnya ateoskleorosis. Jenis angina ini yang paling umum ditemukan
dan terjadi setelah kerja fisik, emosi atau makan.
·
Angina tidak stabil ditandai oleh serangan angina berulang dengan frekuensi dan
lama serangan angina yang progresif, serangan infark jantung akut dan kematian
mendadak. Serangan angina terjadi baik sewaktu istirahat ataupun kerja fisik.
·
Angina varian dikemukakan pertama kali oleh M. Prinzmetal (1959) sebagai
suatu serangan angina yang terjadi saat istrahat yang diikuti oleh elevasi
segmen ST pada EKG karena vasospasme koroner.
Daftar Pustaka
1.
Departemen farmakologi dan
terapeutik fakultas kedokteran universitas indonesia edisi 5. 2007. Farmakologi
dan terapi. Jakarta : universitas indonesia
2.
Katzung, Betram G. 1997 . Farmakologi
Dasar dan Klinik . Jakarta : EGC
3.
Kee, Joyce L, Hayes, Evelyn R. 1996.
Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar